Senin, 8 Desember 2014
I.
JUDUL : PENENTUAN ANGKA KMnO4
II.
TUJUAN : Menentukan Angka KMnO4 pada sampel air
III.
TINJAUAN PUSTAKA
Zat
– zat organik seperti karboksilat, fenol, dan sulfit mudah teroksidasi oleh
KMnO4. Protein sedikit teroksidasi, sedangkan detergent dan limbah
produk plastik (asam Phthalat, Benzoat, Alkohol, Keton) tidak teroksidasi.
Permanganometri
adalah penetapan kadar zat berdasarkan hasil oksidasi dengan KMnO4.
Metode perrmanganometri berdasarkan pada reaksi oksidasi ion permanganat.
Oksidasi ini dapat berlangsung dalam suasana asam, netral, dan alkalis.
Reaksinya : MnO4- + 8H+ + 5e à Mn2+
+ 4H2O. Kalium permanganat dapat bertindak sebagai indikator, dan
umumnya titrasi yang dilakukan dalam suasana asam karena lebih mudah dioksidasi
dalam suasana netral atau alkalis contohnya hidrasin, sulfit, sulfida, dan
tiosulfat.
Permanganometri
merupakan titrasi yang dilakukan berdasarkan reaksi oleh kalium permanganat
(KMnO4). Reaksi ini difokuskan pada reaksi oksidasi dan reduksi yang
terjadi antara KMnO4 dengan bahan baku tertentu. Kebanyakan titrasi
dilakukan dengan cara langsung atas alat yang dapat dioksodasi seperti Fe+,
asam atau garam oksalat yang dapat larut dan sebagainya.
Kalium
permangant telah digunakan sebagai zat pengoksidasi secara meluas lebih dari
100 tahun ini. Reagensia ini mudah diperoleh, murah, dan tidak memerlukan
indikator kecuali bila digunakan larutan yang sangat encer. Satu tetes 0,1 N
permangant memberi warna merah muda yang jelas pada volume dari larutan yang
biasa digunakan dalam suatu titrasi. Warna ini dipergunakan untuk mengindikasi
kelebihan reagen tersebut. Permangant mengalami berbagai reaksi kimia, karena
mangan hadir dalam kondisi oksidasi +2, +3. +4, +5, +6, dan +7.
Kalium
permanganat merupakan oksidator kuat yang mampu mengoksidasi sebagian besar
reduktor secara kuantitatif, selain bahwa larutannya yang berwarna ungu
menjadikannya sekaligus indikator titik ekivalensi (kelebuhan 1 tetes larutan
0,1 N sudah dapat menghasilkan warna ungu terang dalam volum larutan yang
besar). Untuk larutannya yang lebih encer, pada titik akhir perubahan warna,
ion permangant kurang terang, dan disarankan untuk membumbuhinya dengan
indikator ortofenoin-trolin. Larutan KMnO4 dapat dibakukan terhadap
larutan baku primer Na2C2O4 atau larutan baku
sekunder H2C2O4. Senyawa natrium oksalat juga
merupakan standar primer yang baik untuk permanganat dalam larutan asam.
Senyawa ini dapat diperoleh dengan tingkat kemurnian tinggi.
Prinsip
: Zat organik yang ada didalam sampel air dioksidasi oleh KMnO4
dalam suasana asam, dengan penambahan asam oksalat berlebih, sisa asam oksalat
dititrasi dengan garam KMnO4 standard (±0,01 N).
IV.
ALAT DAN BAHAN
Alat :
1.
Erlenmeyer
2.
Gelas ukur
3.
Pipet volume
4.
Kondensor
5.
Buret
6.
Klem
7.
Statif
8.
Pembakar spiritus
Bahan:
1.
Larutan Asam Sulfat 2 N
2.
Larutan Asam Oksalat 0,0100 N
3.
Larutan KMnO4 ± 0,0100 N
V.
CARA KERJA
1.
25 ml contoh air dimasukkan dalam bejana erlenmeyer 250 ml
2.
Tambahkan larutan asam sulfat 2N, pasang kondensor dan
panaskan sampai mendidih dengan cepat.
3.
Kemudian tambahkan 10 ml dari buret larutan KMnO4
± 0,01 N dan panaskan lagi pelan-pelan
sampai mendidih selama 10 menit.
4.
Tambahkan 15 ml larutan asam oksalat 0,01 N melalui buret
lanjutkan pemanasan sampai larutan ini tidak berwarna.
5.
Titrasi kembali larutan panas ini dengan larutan KMnO4
± 0,01 N sampai terbentuk warna merah jambu yang hanya bertahan sebentar saja (
1 menit ). Volume larutan KMnO4 yang digunakan untuk titrasi harus
antara 10 – 15 menit, bila lebih dari 15 ml maka percobaan harus diulangi
dengan volume contoh air lebih sedikit (diencerkan).
Perhitungan
:
1
ml larutan KMnO4 0,01 N setara dengan 0,316 mg KMnO4
Angka
KMnO4 ( mg KMnO4 / Liter ) = { [ (10+a) x f ] – 15 } x
0,316 x
a
= ml KMnO4
yang digunakan
b
= volume contoh air yang digunakan
f
= faktor yang diperoleh dari standarisasi KMnO4 dengan asam oksalat
VI. HASIL
PERCOBAAN
Sampel
KMnO4 nomer 4
a
= 2,5 ml
b = 25 ml
f =
=
= 0,77
Angka KMnO4 = { [ (10+a) x f
] – 15 } x 0,316 x
= { [ (10+2,5) x 0,77 ] – 15 } x 0,316
x
= 29,388 mg KMnO4 / Liter
VII.
PEMBAHASAN
Praktikum kali ini bertujuan untuk
menentukan Angka KMnO4 pada sampel air. Sampel yang digunakan adalah
sampel nomor 4. Pada praktikum ini digunakan metode permanganometri.
Permanganometri adalah penetapan kadar zat berdasarkan hasil oksidasi dengan
KMnO4. Metode perrmanganometri berdasarkan pada reaksi oksidasi ion
permanganat.
Praktikum yang dilakukan pertam akali
adalah memipet 25 ml contoh sampel air nomor 4 dimasukkan dalam bejana
erlenmeyer 250 ml, kemudian Tambahkan larutan asam sulfat 2N, pasang kondensor
dan panaskan sampai mendidih dengan cepat. Penambahan asam sulfat 2N berfungsi
agar suasana larutan sampel bersifat asam. Setelah itu menambahkan 10 ml dari buret larutan KMnO4
± 0,01 N dan memanaskan lagi pelan-pelan
sampai mendidih selama 10 menit, lalu menambahkan 15 ml larutan asam oksalat
0,01 N melalui buret dilanjutkan pemanasan sampai larutan ini tidak berwarna.
Langkah selanjutnya adalah titrasi kembali larutan panas ini dengan larutan
KMnO4 ± 0,01 N sampai terbentuk warna merah jambu yang hanya
bertahan sebentar saja ( 1 menit ). Volume larutan KMnO4 yang
digunakan untuk titrasi harus antara 10 – 15 menit, bila lebih dari 15 ml maka
percobaan harus diulangi dengan volume contoh air lebih sedikit (diencerkan).
Pada praktikum didapatkan sebanyak 2,5 mL dan didapatkan perhitungan Angka KMnO4
sebesar 29,388 mg KMnO4 / Liter.
VIII.
KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum
Penentuan Angka KMnO4 yang
sudah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa pada sampel KMnO4 nomer
4 Angka KMnO4
sebesar
29,388 mg KMnO4 / Liter.
IX.
DAFTAR PUSTAKA
Mutmainnahlatief. (2012, juni 1). Pembuatan
Larutan Standar KMnO4 dan Penetapan Campuran Fe2+ dan Fe3+. Retrieved 12
18, 2014, from https://mutmainnahlatief.wordpress.com/2012/01/06/pembuatan-larutan-standar-kmno4-dan-penetapan-campuran-fe2-dan-fe3
Sunardi. 2007. Petunjuk Praktikum Analisis Pengolahan
Limbah. Surakarta : Jurusan D-III Analis Kimia Fakultas Teknik Universitas
Setia Budi.