Senin, 22 September 2014
I.
JUDUL : RESIDU KLORIN
II.
TUJUAN : Mengetahui kadar klorin dalam air
III.
TINJAUAN PUSTAKA
Clorinasi air
ditujukan untuk membunuh mikroorganisme (desinfektan). Namun kadang juga
menimbulkan bau yang tidak enak. Clorinasi biasa terdapat dalam bentuk bebas
(sebagai hipoklorit atau hipoklorat) dan dalam bentuk terikat misalnya
chloramine. Klorida atau Cl dalam bentuk bebas ditentukan sebagai Cl2
sebaiknya tidak terdapat dalam air minum.
Tujuan clorinasi pada pipa air minum maupun air
tercemar :
1.
Membunuh mikroba
2.
Meningkatkan kualitas
air karena klor bereaksi dengan ammonia, besi, mangan, sulfide dan beberapa
senyawa organic lain yang terdapat dalam air minum.
Prinsip reaksi oksidasi reduksi yang terjasi I2
dan F (Iodometri)
Reaksi :
CaCl(OCl) + 2KI + H2SO4 ® CaCl2 + K2SO4
+ H2O + I2
2Na2S2O3 + I2
® 2NaI + Na2S2O3
Korin merupakan bahan oksidasi yang popular untuk
pengolahan air limbah. Klorin adalah suatu zat pasteurizer yang efektif dan
juga penting untuk penguraian campuran organik, hydrogen sulfide dan cyanide didalam
air.
Untuk
menentukan dosis disinfektan yang dibubuhkan, perlu dilakukan percobaan Daya
Pengikat Klor (DPK) yang pada dasarnya
ditentukan dengan cara selisih antara klor yang dibubuhkan dengan sisa klor
setelah kontak 30 menit. Pemeriksaan & pengukuran sisa klor bebas dapat
dijadikan satu indikator yang bisa dimanfaatkan untuk mendapat jaminan keamanan
bakteriologis air tersebut.
Berikut beberapa kegunaan klorin:
a.
Memiliki sifat bakterisidal dan germisidal.
b.
Dapat mengoksidasi zat besi, mangan, dan hydrogen sulfide.
c.
Dapat menghilangkan bau dan rasa tidak enak pada air.
d.
Dapat mengontrol perkembangan alga dan organisme pembentuk lumut yang dapat
mengubah bau dan rasa pada air.
e.
Dapat membantu proses koagulasi.
Menurut
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor:416/MEN.KES/PER/IX/1990 Tentang Syarat-syarat
Dan Pengawasan Kualitas Air, kadar klor yang diperbolehkan adalah minimal 0,2
mg/L dan maksimal 0,5 mg/L. Tujuan klorinasi pada air adalah untuk mempertahankan sisa klorin bebas
sebesar 0,2 mg/l dalam air. Nilai
tersebut merupakan margin of safety (nilai batas keamanan) pada air
untuk membunuh kuman pathogen yang mengantominasi pada saat penyimpanan dan
pendistribusian air.
IV.
ALAT DAN BAHAN
Alat:
1.
Erlenmeyer
2.
Buret
3.
Klem
4.
Statif
5.
Plastik
6.
Pengikat (karet)
Bahan:
1.
Larutan KI 20%
2.
Larutan H2SO4 4 N
3.
Larutan Amylum 1%
4.
Larutan Na2S2O30,05 N
V.
CARA KERJA
Standarisasi
larutan Na2S2O3
1.
10 ml larutan KIO3 dimasukkan dalam erlenmeyer
2.
Menambahkan 5 ml larutan H2SO4
3.
Menambahkan 5 ml larutan KI 20%
4.
Menitrasi dengan Na2S2O3
sampai berwarna kuning muda
5.
Menambahkan 1 pipet amylum 1%
6.
Melanjutkan titrasi sampai warna biru tepat hilang
Percobaan
pada sampel
1.
20 ml sampel dimasukkan dalam erlenmeyer
2.
Menambahkan 5 ml larutan H2SO4
3.
Menambahkan 5 ml larutan KI 20%
4.
Menitrasi dengan Na2S2O3
sampai berwarna kuning muda
5.
Menambahkan 1 pipet amylum 1%
6.
Melanjutkan titrasi sampai warna biru tepat hilang
Kadar Cl =
VI. HASIL
PERCOBAAN
v Pembuatan larutan standar primer
Berat
KIO3
Data penimbangan :
Kertas
timbang + KIO3 = 469,0 mg
Kertas
timbang + sisa = 287,5 mg
KIO3 = 181,5 mg
Koreksi
Kadar KIO3
v Standarisasi
larutan Na2S2O3
Pembacaan buret :
1.
10,1 ml
2.
10,1 ml
3.
10,1ml
Volume rata – rata = 10,1 ml
Perhitungan
:
( V x N ) KIO3 = ( V x N ) Na2S2O3
10x 0,0509 = 10,1 x N
Normalitas Na2S2O3 =
0,0504 N
v Sampel
nomer 4A
Tidak terbentuk warna coklat pada
penambahan KI, sehingga sampel 4A tidak mengandung klorin.
v Sampel
nomer 4B
Pembacaan buret :
1.
1,5 ml
2.
1,2ml
3.
1,4ml
Volume rata – rata = 1,45 ml
Kadar
Cl =
=
= 259,07 gram/ml
VII.
PEMBAHASAN
Pada praktikum Residu Klorin, tujuannya
adalah Mengetahui
kadar klorin dalam air. Klorin adalah suatu
zat pasteurizer yang efektif dan juga penting untuk penguraian campuran organik,
hydrogen sulfide dan cyanide didalam air. Clorinasi air ditujukan untuk
membunuh mikroorganisme (desinfektan). Prinsip penentuan residu klorin
adalah reaksi oksidasi reduksi (Iodometri)
Sebelum melakukan titrasi iodometri adalah
standarisasi larutan
Na2S2O3, yaitu dengan memipet 10 ml larutan
KIO3 dimasukkan dalam erlenmeyer. Tambahkan 5 ml larutan H2SO4
dan 5 ml larutan KI 20%. Titrasi dengan Na2S2O3
sampai berwarna kuning muda kemudian tambahkan 1 pipet amylum 1% dan
dilanjutkan titrasi sampai warna biru tepat hilang. Dari praktikum standarisasi
didapatkan hasil Normalitas larutan Na2S2O3
sebesar 0,0504 N.
Untuk
percobaan pada sampel adalah dengan memipet 20 ml sampel dimasukkan dalam
erlenmeyer. Tambahkan 5 ml larutan H2SO4 dan 5 ml larutan
KI 20%. Titrasi dengan Na2S2O3 sampai berwarna
kuning muda kemudian tambahkan 1 pipet amylum 1% dan melanjutkan titrasi sampai
warna biru tepat hilang. Reaksi :
CaCl(OCl) + 2KI + H2SO4 ® CaCl2 + K2SO4
+ H2O + I2
2Na2S2O3 + I2
® 2NaI + Na2S2O3
Untuk
menghitung kadar klorin dalam air adalah dengan rumus :
Kadar
Cl =
Dari hasil percobaan dan
perhitungan didapatkan hasil bahwa pada sampel 4A tidak terbentuk warna coklat
pada penambahan KI, sehingga sampel 4A tidak ada residu klorin dan sampel 4B
kadar Cl sebesar 259,07 gram/ml.
VIII.
KESIMPULAN
Berdasarkan
praktikum Residu klorin yang sudah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa pada sampel
4A tidak ada residu klorin dan sampel 4B kadar Cl sebesar 259,07 gram/ml.
IX.
DAFTAR PUSTAKA
Khuntari, w. 2012. KLORINASI. Online :http://akuwewete.blogspot.com/2012/07/klorinasi.html.
Diakses pada tanggal 25 September 2014.
Sunardi. 2007. Petunjuk Praktikum Analisis Pengolahan
Limbah. Surakarta : Jurusan D-III Analis Kimia Fakultas Teknik Universitas
Setia Budi.
Sunu, Pramudya. 2001. Melindungi Lingkungan dengan
Menerapkan Iso 14001. Jakarta:Grasinda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar