Nur
Ratna Sari 25121119F
Siti
Istiqomah 25121121F
ELEKTRODA
INDIKATOR
Elektroda
indikator (elektroda kerja) adalah suatu elektroda yang potensial elektrodanya
bergantung terhadap konsentrasi (aktivitas) analit yang diukur.
Jenis
– jenis elektroda indikator
A. Elektroda
Logam
1.
Elektroda jenis
pertama
Pada elektroda ini, ion analit
berpartisipasi langsung dengan logamnya dalam suatu
reaksi paruh yang dapat balik. Beberapa
logam seperti Ag, Hg, Cu dan Pb dapat bertindak
sebagai elektroda indikator bila bersentuhan dengan ion mereka.
Contoh: Ag++ e ó Ag E0 = +0,80 V
Pada reaksi sebelumnya, potensial sel berubah-ubah
menurut besarnya aktivitas ion perak (Ag+). Sesuai dengan persamaan Nernst:
Karena Ag merupakan padatan, maka aktivitasnya = 1,
sehingga:
2.
Elektroda jenis kedua
Ion-ion dalam larutan
tidak bertukar elektron dengan elektroda logam secara langsung, melainkan
mengatur konsentrasi ion logam yang bertukar elektron dengan permukaan logam. Elektroda
ini bekerja sebagai elektroda referensi tetapi memberikan respon ketika suatu
elektroda indikator berubah nilai ax-nya (misalnya KCl jenuh berarti x=Cl). Misalnya pada elektroda perak-perak klorida.
Kesetimbangan reaksi:
AgCl (s) + e ↔ Ag+
+ Cl− Eo = + 0,22 V
3.
Elektroda
jenis ketiga
Elektroda jenis ini dipergunakan sebagai elektroda
indikator dalam titrasi-titrasi EDTA potensiometrik dari 29 ion logam.
Elektrodanya sendiri berupa suatu tetesan atau genangan kecil raksa dalam suatu
cangkir pada bagian ujung tabung-J dengan suatu kawat ke sirkuit luar. Sejumlah
kecil dari selat raksa-EDTA, HgY2- ditambahkan ke larutan yang mengandung Y4-,
setengah reaksi yang terjadi dalam katode:
HgY2- + 2e ↔
Hg(l) + Y4- Eo=+0,21 V
E = 0,21 - 0,059/2 log aY4- / a HgY2-
B.
Elektroda
Membran
Pada elektroda membran, tidak ada elektron yang
diberikan oleh atau kepada membran
tersebut. Sebagai gantinya, suatu membran membiarkan ion-ion jenis tertentu
menembusnya, namun melarang ion-ion lain sehingga elektroda ini sering disebut
sebagai elektroda ion selektif (ISE). Setiap ISE terdiri dari elektroda referensi yang
dicelupkan dalam larutan referensi yang terdapat materi tidak reaktif seperti
kaca atau plastik. Membran dalam suatu ISE membran dapat berupa cairan ataupun
kristal. Elektroda membran cair dalam bidang biologi terapan, biasanya
elektroda ion selektif (ISE) etidium (Eth+). Sifat
sifat yang harus dimiliki elektroda membran ion selektif adalah:
·Kelarutannya kecil
·Dapat menghantarkan
listrik sekaipun kecil
·Kereaktifan dengan analit bersifat selektif
·Kereaktifan dengan analit bersifat selektif
Jenis
elektroda membran adalah Elektroda Kaca.
Elektroda kaca atau elektroda gelas adalah sensor
potensiometrik yang terbuat dari selaput kaca dengan komposisi tertentu.
Gelas/kaca ini bertindak sebagai suatu tempat pertukaran kation.
Kelebihan
Elektroda Kaca
- Larutan uji tidak terkontaminasi
- Zat-zat yang tidak mudah teroksidasi &
tereduksi tidak berinteferensi
- Elektroda ini bisa dibuat cukup kecil untuk
disisipkan dalam volume larutan yang sangat kecil.
- Tidak ada permukaan katalitis yang kehilangan
aktivitasnya oleh kontaminasi seperti platina pada elektroda hidrogen.
Keterbatasan Elektroda Kaca
Pada kondisi
pH yang sangat tinggi (misal NaOH 0,1M dengan pH = 13) berakibat
- spesifisitas untuk H+ hilang
- Ketergatungan tegangan pH berkurang
- Potensial menjadi tergantung pada aNa+
pH meter
pH meter merupakan contoh
aplikasi elektroda membran yang berguna untuk mengukur pH larutan. pH meter
dapat juga digunakan untuk menentukan titik akhir titrasi asam basa pengganti
indikartor. Alat ini dilengkapi dengan elektroda gelas dan elektroda kalomel
(SCE) atau gabungan dari keduanya (elektroda kombinasi). Diagram pH meter
ditunjukan dalam gambar di bawah ini.
Logam perak yang dicelupkan ke
dalam larutan HCl 0,1 M bertindak sebagai elektroda pembanding 2. Sedangkan
elektroda kalomel sebagai elektroda pembasnding 1. Elektroda perak/perak
klorida merupakan bagian dari elektroda gelas, tetapi tidak peka terhadap pH.
Hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan elektroda-elektroda adalah cairan
dalam elektroda harus selalu dijaga lebih tinggi dari larutan yang diukur. Hal
ini dimaksudkan untuk mencegah kontaminasi larutan elektroda atau penyumbatan
penghubung karena reaksi ion-ion analit dengan ion raksa (I) atau ion perak.
C.
Elektroda
Inert
Elektroda inert merupakan elektroda yang tidak masuk ke dalam reaksi.
Salah satu contohnya adalah platina. Elektroda ini
bekerja baik sebagai elektroda indikator untuk pasangan redoks seperti : Fe3+ + e ↔ F2+
Fungsi logam Pt adalah untuk
membangkitkan kecenderungan sistem tersebut dalam mengambil atau melepaskan
elektron, sedangkan logam itu tidak ikut secara nyata dalam reaksi redoks.
Pemilihan elektroda
indikator
Elektroda
indikator harus memenuhi beberapa syarat antara lain harus memenuhi tingkat
kesensitivan yang terhadap konsentrasi analit. Tanggapannya terhadap keaktifan teroksidasi
dan tereduksi harus sedekat mungkin dengan yang diramalkan dengan persamaan
Nernst. Sehingga adanya perbedaan yang kecil dari konsentrasi analit, akan
memberikan perbedaan tegangan.
SUMBER
Masykuri, M. (n.d.). Potensiometi. Kimia Analitik
III , 1-6.
Aziz,dkk. Potensiometri. Kimia Analitik. UI.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar